Haha Hihi Huhu Menjadi Anak Kos Part 2

Masiroh
3 min readMay 26, 2022

--

Seperti anak kos pada umumnya, aku juga ingin hidup hemat agar uang bulananku tetap awet dan terjaga eksistensinya hingga akhir bulan. Nah, salah satu cara yang paling umum bagi anak kos untuk menghemat pengeluaran adalah dengan memasak makanan sendiri. Misalnya memasak nasi sendiri dengan rice cooker dan memasak lauk-pauk sendiri di dapur kos-kosan. Untuk bisa memasak lauk-pauk sendiri tentunya dibutuhkan para pemeran utamanya seperti sayur-mayur dan segala bahan baku lainnya. Nah, inilah yang menjadi satu hambatan terbesar bagi aku untuk berhemat dari segi makanan. Mengapa? Jadi, kos-kosanku ini memiliki salah satu kekurangan yang menurutku agak membuat kecewa diriku sebagai anak kos yang tengah berupaya memperjuangkan kehematan hidup yang hakiki karena di sekitar kosku benar-benar tidak ada yang namanya warung sembako yang menjual aneka sayur-mayur segala rupa. Hal itu membuat tekadku untuk berhemat dengan memasak makanan sendiri di setiap harinya harus kandas perlahan karena susahnya akses untuk mendapatkan sayur.

Sebenarnya, ada beberapa pilihan metode yang bisa kugunakan untuk mendapatkan sayur.

  1. Membeli Sayur dari Pedagang Keliling

Di bulan pertama aku menjadi anak kos, aku baru tahu kalau di sekitar kosku ini tidak ada warung sayur segar. Lalu, aku memutuskan untuk memikirkan cara lain untuk mendapatkan sayur. Ketika sedang berpikir, besoknya aku bertemu dengan abang penjual sayur keliling. Akan tetapi, ketika itu aku belum memiliki bahan-bahan pelengkap untuk memasak sehingga kuputuskan untuk menunda dulu kegiatan membeli sayurnya. Kemudian, ketika besoknya lagi aku berjalan ke depan gang untuk membeli sayur, si abangnya ini tidak juga datang. Entah aku ini kepagian atau kesiangan, tapi yang pasti aku ini datang di jam yang sama seperti saat aku bertemu si abang. Hari demi hari pun berlalu dan aku tetap tidak juga bertemu dengan si abang hingga akhirnya aku berkesimpulan bahwa si abang datangnya tidak menentu dan kebetulannya lagi, si abang ini tidak pernah lewat di depan kosku karena jalan depan kosku ini adalah jalan buntu. Perfect.

2. Mirota Kampus

Pilihan kedua ini adalah pilihan yang lumayan boleh dipertimbangkan karena jarak kosku ke mirota ini memang terhitung dekat. Pernah sekali aku ke mirota dengan menggunakan jasa ojek online dan hanya membayar ongkos sebesar seribu rupiah, tentunya karena ada promo. Wah, aku senang dong karena sepertinya aku bisa ke mirota beberapa hari sekali. Akan tetapi, terakhir kali aku ke mirota itu ternyata ongkosnya naik dari yang tadinya seribu rupiah sekali jalan menjadi empat ribu rupiah sekali jalan. Waduh, tidak benar ini. Angka delapan ribu rupiah ini lumayan juga buatku. Akan tetapi, ya karena itungannya ke mirota hanya sesekali, mungkin masih aman lah ya.

3. Jastip Teman

Yang ketiga ini agak lucu sih sebenarnya. Jadi, ketika curhat tentang ketiadaan warung sayur segar di sekitar kosku kepada temanku yang berbeda kos-kosan, dia berkata bahwa di dekat kosnya terdapat kios sayur mayur lengkap 24 jam. Apakah aku iri? Ya jelas dong. Lalu dia menawarkan untuk menitip saja kepadanya dan kita bertemu di kampus untuk melakukan prosesi serah terima. Kebetulan dia adalah teman satu kampusku sehingga itu bukan sebuah hal yang mustahil untuk dilakukan. Jadi, suatu saat nanti bila kuliah offline sudah 100% dilakukan, aku bisa ke kampus untuk belajar sambil COD sayur. Oke, ini masuk akal sih dan gratis ongkir juga. Wah senang sekali aku.

Ya begitulah sedikit cerita mengenai dunia penghematanku yang hakiki. Semoga dalam waktu dekat ini akan ada warung sembako super lengkap di sekitar kosku yang menyediakan segala kebutuhan hidup anak kos dengan harga yang murah meriah, aamiin.

#harikeduapuluhenam #menuliskreatif

--

--