Haha Hihi Huhu Menjadi Anak Kos Part 3

Masiroh
2 min readMay 28, 2022

--

Beberapa waktu ke belakang, media sosial Indonesia diramaikan dengan maraknya laporan para penggunanya tentang kasus pelecehan seksual baik yang dialami secara pribadi maupun dialami oleh orang lain. Adapun kasus pelecehan itu kian ramai terjadi di tempat-tempat dan waktu yang tidak pernah disangka. Kasus-kasus pelecehan seksual tersebut kian meresahkan karena bisa terjadi di berbagai tempat mulai dari tempat sepi hingga di tempat ramai. Bahkan kejadian pelecehan seksual juga beberapa kali dilaporkan terjadi di rumah ibadah yang merupakan tempat suci dan skaral bagi umat beragama.

Tentunya berita-berita tentang kasus pelecehan seksual tersebut membuat siapa pun menjadi cemas dan khawatir karena masyarakat merasa sudah tidak ada lagi tempat yang benar-benar aman dari tindakan asusila tersebut. Terlebih lagi bagi para perantau sepertiku yang benar-benar hidup sendiri dalam arti jauh dari pengawasan dan perlindungan keluarga. Berita-berita tentang pelecehan seksual yang kian tidak mengenal tempat dan waktu sungguh sangat meresahkan. Setiap hendak keluar dari kos, selalu ada rasa was-was di hatiku karena aku merasa takut dengan segala kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi di luar sana. Meskipun tindakan preventif untuk menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan seperti pelecehan seksual telah kulakukan, misalnya dengan menggunakan pakaian tertutup, bukan hal yang mustahil tindakan pelecehan akan tetap terjadi karena alasan yang tidak selalu berkaitan dengan cara berpakaian para korban. Entah apa alasan sebenarnya yang mendasari para pelaku untuk melakukan tindakan yang tidak beradab tersebut. Yang pasti, tindakan manusia-manusia tidak bermoral dan tidak berakhlak yang kian menggila itu telah sangat meresahkan dan memunculkan kekhawatiran yang begitu besar di benak masyarakat.

Berdasarkan laporan dari kasus pelecehan seksual yang kian banyak terjadi, sejumlah masyarakat berupaya memberikan saran kepada masyarakat lain untuk selalu membawa alat pelindung diri ke mana pun mereka pergi. Alat-alat pelindung dirinya pun bermacam-macam, seperti semprotan cabai atau pepper spray, pisau, dan senjata tajam portable lain. Saran tersebut merupakan saran yang bagus dan tentunya akan sangat berguna untuk membela diri di situasi bahaya. Akan tetapi, sebagian masyarakat di media sosial masih pesimis dengan penggunaan senjata tajam sebagai alat pembelaan diri karena berdasarkan kasus-kasus kejahatan yang pernah terjadi, seorang korban yang melukai pelaku kejahatan dengan senjata justru berakhir menjadi tersangka karena melukai si pelaku. Hal itu kemudian menjadi dilema baru bagi masyarakat. Haruskah para korban tindak kejahatan itu diam saja dan pasrah ketika diserang atau melawan dengan risiko menjadi tersangka kasus penganiayaan?

Ternyata menjadi manusia itu tidak mudah ya.

Berdasarkan pemaparan kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa kita sebagai manusia hanya bisa berupaya semaksimal mungkin dan semampu kita untuk menjaga diri dari berbagai tindak kejahatan yang kian hari kian merajalela dan tidak bisa ditebak apa motifnya. Sisanya, serahkan saja pada Yang Maha Kuasa.

#harikeduapuluhdelapan #menuliskreatif

--

--